IKON BALI

Ikatan Korban Napza
Subscribe

Daun Coca Bukan Napza!!

September 04, 2009 By: Ikon Bali Category: Uncategorized

 

bu Ketua Komisi Narkotika dan Zat Adiktif dari Badan PBB
Ratu dari Negara Swedia,
Direktur Komisi,
Direktur UNODC,
Perwakilan dari pejabat tingkat tinggi dari negara-negara dunia.

Pertama, saya ingin ucapkan terima kasih atas keramahtamahan dari pemerintah dan dari rakyat Austria atas penyelenggaraan pertemuan ini, yang menunjukkan rasa tanggung jawab atas umat manusia. Sebuah pertemuan yang diadakan dengan mengatasnamakan upaya melawan peredaran gelap zat-zat Napza..

Saya menyampaikan rasa terima kasih atas penerimaan kehadiran saya pada pertemuan tingkat internasional ini. Sehingga dengan segala hormat saya meminta kepada anda agar dilakukan koreksi atas kesalahan sejarah yang ada di sini. Sebuah kesalahan yang dapat ditemukan pada Konvensi Tunggal tahun 1961 dari PBB mengenai daun COCA.

Kesalahan ini dapat ditemukan pada Kalimat ke-12 dari Artikel 49, dengan pernyataan berikut, “Pengunyahan [chewing] daun Coca harus dihapuskan dalam kurun waktu 25 tahun sejak diberlakukannya Konvensi ini.”

Di samping itu, pada Judul 1 (c) dari Artikel 49 dikatakan bahwa, “Salah satu pihak pada saat penandatanganan, ratifikasi, atau penetapan, memiliki hak untuk mengizinkan dengan sementara di salah satu dari wilayah negaranya pengunyahan daun Coca”.

Saya ingin mengatakan bahwa dengan segala kejelasan dan tanggungjawab, kepada anda serta seluruh dunia, bahwa inilah Daun Coca; [Morales mengeluarkan daun Coca dan menunjukkannya kepada peserta] bahwa ini bukanlah Kokain.

Daun Coca ini merupakan bagian dari sebuah budaya dan bukan sebuah zat narkotika. Maka menjadi tidak mungkin bahwa daun Coca, ditetapkan dalam Bagian 1 dari Daftar Obat dari PBB. Saya adalah Direktur dari salah satu daerah penghasil produksi Coca di Bolivia dan sekarang saya adalah Presiden. Saya adalah penghasil dari daun Coca ini. Sebagai salah satu penghasil, tidak menjadikan saya sebagai pengedar Napza.

Saya adalah konsumen daun Coca. Di Peru disebut “Chapcheo”. Di Bolivia, sebagai “Pijcheo” dan “Akulliku” Di wilayah Utara dari Argentina disebut sebagai “Coqueo”. Pada masyarakat di Kolumbia disebut sebagai “Mambeo”. Di dalam hukum internasional dikenal sebagai pengunyahan daun Coca.

Daun Coca ini merepresentsikan budaya dari rakyat Andean. Bukan hanya rakyat asli yang mengonsumsi dan mengunyah daun Coca, tapi juga pembawa barang, pekerja tambang, pelajar, para pekerja profesional dan masyarakat Mestizo. Daun Coca tidak hanya melambangkan identitas dari budaya saya, budaya dari rakyat asli, tetapi daun Coca ini dalam bentuknya yang alami, menjadi obat.

Saya teringat kembali pada tanga 25 Desember, Natal tahun kemarin, saya mengunjungi salah satu daerah, di pedesaan negara saya di provinsi Llopaya Cochabamba, Bolivia. Pada pukul enam pagi pada tanggal 25 Desember, saya menemukan ayah dari walikota dengan daun Cocanya. Mengapa pagi-pagi dia sudah mengunyah daun Coca? Dia mengatakan karena merupakan rekomendasi medis.

“Apakah rekomendasi medis itu, tepatnya?”

Dokter merekomendasi mengunyah daun Coca “picchar, aculliar [istilah lain dari daun Coca] sebagai obat diabetes. Maka, kepada anda saya katakan bahwa daun Coca menjadi obat bagi rakyat kami melawan rasa sakit yang muncul dari ketinggian. Seorang Ratu mengunjungi Bolivia dan mengonsumsi “mate de Coca” [teh dari Coca]. Demikian juga dengan para presiden.

Maka saya datang ke sini, untuk memberikan penjelasan singkat tentang isi dari daun Coca ini. Daun ini tidaklah menyaktikan kepada kesehatan manusia. Daun Coca ini tidak membawa masalah kesehatan dalam bentuknya yang alami. Dia tidak menyebabkan gangguan mental, atau kegilaan, tidak menyebabkan kecanduan.

Laporan dari Komisi Penyelidikan dari tahun 1950 tentang Daun Coca, yang mendasari persetujuan atas Konvensi 1961, secara tekstual menekankan bahwa pengunyahan daun Coca tidak menumbuhkan kecanduan kepada zat tersebut. Ini bila dilihat dari sisi medis. Laporan ini menganggap bahwa pengunyahan daun Coca adalah sebuah “kebiasaan”.

Kami menyambut baik laporan ini. Tetapi bagian kedua dari Laporan tahun 1950 ini mengatakan bahwa berdasarkan argumen non-ilmiah, argumen salah dan berprasangka terhadap dasar-dasar sosial-kultural, bahwa pengunyahan daun Coca harus ditekan karena mendorong siklus malnutritisi.

Saya telah mengonsumsi daun Coca selama 10 tahun secara intensif selama saya bekerja di pertanian. Dan saya tidak pernah merasa kurang makan selama saya hidup hampir 55 tahun lamanya. Tambahan, laporan ini mengklaim bahwa daun Coca mampu mengubah individu secara merugikan, baik karakter intelektual maupun moral.

Saya tidak merasa tidak mampu. Kalau saya tidak mampu, saya tidak akan menjadi Presiden Republik Bolivia.

Memang mudah dipahami, dikatakan bahwa penggunanya mengalami kesulitan menggapai standar sosial yang tinggi. Dan bahwa penggunaan daun Coca mengganggu kemampuan bekerja pemakainya sehingga menghasilkan tingkat produktivitas ekonomi yang rendah. Di Bolivia, saya tidak hanya bekerja 8 jam perhari, tetapi 18-20 jam perhari.

Perwakilan dunia yang saya hormati. Sebagaimana sudah saya utarakan pada awal, saya datang untuk mengkoreksi kesalahan historis ini. Dalam Konvensi Tunggal 1961 tentang Narkotika dari PBB upaya-upaya pembatasan, pelarangan, terhadap pengunyahan daun Coca, yang ditetapkan di bagian 1 c) dan 2 e) dari Pasal 49 dari Konvensi PBB tahun 1961 tentang Narkotika, merupakan sebuah pelanggaran terhadap hak rakyat asli sebagaimana yang ditetapkan dalam Deklarasi PBB mengenai Hak Rakyat Asli, Kesepakatan Internasional mengenai hak-hak ekonomi-sosial dan budaya; Konvensi 169 dari ILO mengenai hak-hak rakyat asli dan suku asli, Deklarasi mengenai keanekaragaman kultural, Konvensi mengenai Perlindungan dan Promosi Pengungkapan keanekaragaman budaya; dan Deklarasi UNESCO yang mendukung “pandangan tentang alam-cosmovision’ dari rakyat Kallawaya sebagai warisan leluhur yang oral dan tidak dapat diraba mengenai umat manusia diantaranya, inilah posisi yang telah diakui oleh UNESCO.

Dalam pandangan alam dari rakyat Kallawaya, daun Coca memegang peranan yang sangat mendasar. Di samping itu, saya datang untuk menerangkan kepada anda semua, bahwa rakyat Bolivia, untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsaku, telah menyetujui melalui pengambilan suara sebuah konstitusi , konstitusi Bolivia yang baru ini.

Artikel 384 menetapkan sebagai berikut, “Negara melindungi coca yang datang dari leluhur kami, sebagai sebuah warisan budaya, sebagai sumber alam yang dapat diperbaharui, dari biodiversitas Bolivia, dan sebagai salah satu faktor yang menjaga kohesi sosial; dalam bentuknya yang alami.” Coca bukanlah sebuah narkotika, segala bentuk penaksiran nilai, produksi, komersialisasi, dan industrialisasi akan diatur oleh undang-undang.

Kami ingin bertanggungjawab kepadan anda semua, kepada umat manusia dan kepada pihak-pihak dunia yang berwewenang yang memimpin upaya pengedaran narkotika. Kami tahu bahwa cocaine memanfaatkan sebagian daun Coca. Kami tidak mendukung tetapi menolaknya. Kami tidak bagian dari budaya cocaine tersebut.

Oleh sebab itu kami memutuskan, sebagai sebuah gerakan sosial, untuk menghilangkan penanaman bebas dari daun Coca. Tetapi tidak boleh diberlakukan “pelarangan penanaman Coca-zero coca cultivation” seperti beberapa organisasi anti-narkotika telah menganjurkannya dalam rangka perangnya melawan Napza,

Bayangkan. Pada tahun 1961 memutuskan untuk menghapuskan Pengunyahan Coca dalam 25 tahun. Sejak tahun 1961 sampai sekarang, sudah hampir 50 tahun, dan tradisi penggunaan Coca terus berlangsung, Pengunyahan [mastication] sebagaimana anda mengenalnya di tataran internasional. Bolivia meratifikasi Konvensi ini pada tahun 1976. Sudah hampir 30 tahun atau lebih, sejak tahun1976 dan konsumsi tradisional dari daun Coca terus berlangsung,

Berdasarkan berbagai penelitian, konsumsi daun Coca berlangsung sejak 3000 tahun sebelum masehi. Sekarang 2000 tahun setelah Masehi, bagaimana mungkin anda mau menghilangkan budaya mengunyah daun Coca dalam waktu 25 tahun? Sedangkan anda tahun bahwa mengunyah daun Coca tidak berdampak buruk terhadap kesehatan manusia? Pengunyahan daun Coca adalah ini. [sambil mengunyah daun Coca] tidak mengganggu siapa-siapa.. Karena saya menyimpannya dalam mulut atau mengunyahnya, anda tidak bisa mengatakan bahwa saya adalah pecandu.

Bp. Costa, sebagai Presiden, anda harus membawa saya ke penjara atas apa yang baru saya lakukan. Dengan sejujur-jujurnya saya katakan kepada anda. Ketika hukum-hukum internasional ini, yang mana mestinya kita hormati, apa yang akan terjadi dengan masyarakyat yang terus mengunyah Coca, Yang menurut saya ada 10 juta orang? Di Bolivia, beberapa di Argentina – delegasi dari Argentina pasti tahu – Di Kolumbia dan Peru?

Seandainya kesalahan ini tidak dikoreksi, kita terus akan dianggap sebagai kriminal berdasarkan hukum internasional. Merekapun harus menghilangkan masyarakat yang mengkonsumsi daun Coca. Saya menghargai laporan-laporan dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh komunitas internasional, dalam rangka menghapuskan peredaran Napza, yang mana saya ulangi, kami tidak ada ambil bagian. Itulah sebabnya, dengan penuh tanggung jawab dapat dilakukan pengurangan secara sukarela – suatu bentuk rasionalisasi ,

Bp. Costa telah mengunjungi dan bisa memberi kesaksian rasionalisasi penanaman Coca, dansudah menjadi komitmen kita untuk melanjutkan proses pengurangan tersebut. Saya pun menyambut baik dukungan dari Uni Eropa (UE) untuk melanjutkan penelitian terhadap pasar daun Coca. Saya menyambut baik dukungan UE. Adalah penting untuk melakukan verifikasi atas berapa banyak dibutuhkan untuk konsumsi legal dan tradisional.

Perwakilan yang saya hormati, yang hadir dari berbagai negara penghuni Bumi ini. Saya ingin meminta kepada anda, dengan segala hormat, untuk menarik kembali Daun Coca dari Bagian I tentang Narkotika. Daun Coca bukanlah sebuah narkotika sebagaimana produk apapun yang memiliki persentase kecil alkaloid.

Saya bukanlah seorang ilmuwan; saya juga bukanlah seorang dokter: Mereka bisa menerangkan dengan lebih baik. Saya meminta kepada anda dengan memasukkan dalam Bagian I dari Konvensi Cocaine Hidroklorida, yang menjadi bahan dasar adonan pembuatan Cocaine. Cocaine Sulfat seharusnya masuk dalam Bagian I namun ternyata tidak. Sebaliknya ada sebuah kesalahan yang lain; Daun Coca ada di sana padahak tidak mengganggu kesehatan.

Oleh karena itu, saya meminta kepada anda dengan segala kepastian – Anda memiliki tanggungjawab yang sangat besar, untuk menasehati presiden anda, rakyat anda, negara anda – dan saya ingin anda menyampaikan pesan  ini dengan segala kerendahan hati, kejujuran dan transparan. Bahwa saya sebagai penghasil, Sebagai ketua dan sekarang sebagai presiden, memiliki tanggungjawab untuk membela identitas daun Coca sebuah tanaman – sebagaimana anda semua pasti miliki Budaya dan identitas tersendiri.

Yang kami hormat, Penghuni bumi ini sangat beragam. Di wilayah tempat tinggal saya dan di negara saya Daun Coca ini dianggap keramat, di dalam ritualnya. Kita bisa bicara banyak tentang ini, tetapi saya tidak ingin terlalu banyak waktu berharga dari kerja anda. Pada akhirnya saya mengakhiri permintaan saya untuk menghilangkan bagian 1C dari Pasal 49 Dari Konvensi Tunggal tentang Narkotika tahun 1961 juga bagian 2E, yang mencoba menghapuskan budaya mengunyah Coca selama 25 tahun.

Saya juga ingin anda tahu, bahwa dengan atau tanpa koreksi kesalahan ini, Adalah tidak mungkin untuk menghilangkan tradisi konsumsi Daun Coca. Hukum-hukum internasional, menurut saya, harus diadaptasikan dengan budaya-budaya ini dan harus mampu memahami bahwa tradisi mengonsumsi daun Coca Tidak terjadi dengan tujuan yang jahat terhadap umat manusia. Sebagai Presiden saya tidak akan mampu untuk meminta anda melakukan sesuatu yang akan berdampak buruk terhadap umat manusia.

Oleh karena itu, saya menyatakan kembali bahwa di Bolivia dengan berkoordinasi dengan Gerakan Campesino [gerakan petani], bahwa ada kesepakatan untuk mengurangi kultivasi Coca. Dan kita akan terus melakukannya. Akan tidak bertanggung jawab untuk mengatakan bahwa seharusnya bebas dari penanaman daun Coca. Bebas penanaman daun Coca itu tidak ada.

Tetapi saya juga ingin anda tahu bahwa tidak pernah akan ada “bebas Coca”. Kami harap anda akan memulai untuk merevisi dan melakukan koreksi atas kesalahan-kesalahan ini. Kalau selama berabad-abad telah ada konsumsi daun coca, bagaimana mungkin kita mengakhirinya dengan satu kesepakatan ini?

Bp Presiden, Yang Mulia, Bp. Direktur, kepala perwakilan negara yang kami hormati.
Mengikuti konvensi ini, saya nyatakan kembali permintaan kami dengan segala kejujuran dan kerendahan hati, untuk melakukan koreksi atas kesalahan sejarah ini tetapi juga untuk menunjukkan komitmen saya dalam melawan peredaran cocaine, perederan napza.

Terima kasih..

Leave a reply

[contact-form-7 id=”197″ title=”Untitled”]

Leave a Reply